The Freedom To Love

Menguak Komunitas Lesbi & Gay


FENOMENA keberadaan lesbian, gay, biseksual, transgender, dan transeksual (LGBT) sebenarnya sudah lama ada. Namun tak banyak yang bisa mengungkapkan secara pasti lantaran mereka enggan menunjukkan keberadaan secara terang-terangan.

Komunitas mereka biasanya tertutup dan enggan menonjolkan diri di masyarakat. Itu tak mengherankan karena sampai sekarang keberadaan mereka masih menimbulkan sinisme di tengah-tengah masyarakat.

Kendati demikian, kini para pelaku LGBT sudah mulai mencari jenisnya dan membentuk komunitas tertentu yang mulai memperlihatkan jati diri. Mereka sudah terang-terangan berkumpul di suatu tempat.

"Untuk waria cenderung mudah ditemui dalam profesi rias dan kecantikan, hiburan, dan profesi-profesi sektor informal yang memungkinkan mereka untuk bekerja tanpa terlampau dilecehkan dan didiskriminasi. Wanita tomboi yang visibilitasnya agak kurang dibandingkan dengan waria dapat ditemukan sebagai laki-laki dengan berpakaian laki-laki, atau menjadi pengemudi angkutan umum," kata Dede Oetama, sosiolog, aktivis AIDS dan gay Indonesia saat berbicara dalam seminar nasional Seksualitas yang Ditabukan: Tantangan Keberagamaan di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2008).

Gay dan lesbian, sambung pendiri Gaya Nusantara (organisasi kaum LGBT Indonesia), tidak selalu tampak beda. Di banyak tempat di Indonesia gay berkumpul di tempat dugem yang beberapa mengadakan malam khusus gay, atau berkumpul di mal, taman, taman hiburan, terminal angkutan umum, pelabuhan, tempat fitnes, atau kolam renang. Akses internet juga dapat mempermudah bertemunya para gay.

Lebih lanjut Dede mengungkapkan, konsep 'menyimpang' atau 'penyimpangan' yang sering kali dijadikan alasan untuk menolak homoseksualitas dan transgenderisme, sebaiknya dihilangkan. Setiap manusia harus melihat manusia lainnya berdasarkan pendekatan hak asasi manusia (HAM).

"Semua orang apakah itu homo, atau hetero, laki-laki perempuan adalah sama dan setara haknya. Bahwa masih ada yang tidak menyadari hal ini, mungkin dapat kita maklumi, tetapi secepatnya harus diubah dengan kesadaran cerdas dan menjunjung tinggi kesetaraan berdasarkan orientasi seksual maupun identitas gender," pungkasnya

0 komentar: