Siapa yang gak kenal dengan nama2 Susi Susanti, Bob Sadino, Marie E. Pangestu atau Agnes Monica? Mereka adalah contoh kecil tokoh Indonesia keturunan Tionghoa yang mengukir prestasi di bidang masing2. Mereka membuktikan bahwa keturunan Tioghoa tidak hanya bisa sukses sebagai pedagang. Berikut 7 etos kerja mereka yang hebat dan pastas diikuti.
1. Tak Takut Bermimpi. Tidak perlu gengsi untuk meniti karir dari posisi paling bawah, karena mereka berani bermimpi meraih posisi yang lebih tinggi. Contohnya, seorang loper koran bermimpi mempunyai penerbitan nantinya. Dengan bermimpi, disadari atu tidak mereka akan berusaha atau mencari strategi untuk mewujudkannya.
2. Bekerja dan Bekerja. Orang Tionghoa berpendapat apabila ia tidak melakukan hal yang berguna untuk dirinya atau orang lain maka hidupnya akan sia2. Waktu dan kesempatan adalah suatu kemewahan yang pantang disia2kan.
3. Berpikir untuk 3 Keturunan. Ini adalah falsafah Konghucu, contohnya apabila sesorang mempunyai uang Rp.50.000,- maka ia hanya menggunakan Rp.15.000,- untuk keperluan pribadinya. Sisanya akan disimpan untuk keperluan anak dan cucu. Dengan bersikap hemat bisa mengantisipasi berbagai masalah di kemudian hari.
4. Tak Pernah Menyerah. Orang Tionghoa percaya bahwa setiap rintangan dalam hidup akan membawa dirinya pada konsisi yang lebih baik. Cobaan yang berhasil dilewati akan mendapat ganjaran yang lebih besar.
5. Menguasai Bisnis dari Hulu ke Hilir. Seorang pengusaha Tionghoa akan menghemat biaya produksi dengan mengangani seluruh proses produksi. Memang ilmu ini rawan praktek monopoli tapi bisa diambil positifnya yaitu kita harus bisa mengenal dan menguasai seluruh pekerjaan yang digeluti.
6.Memberi Pelayanan Terbaik. Pepatah Tionghoa berbunyi 'jika tak pandai tersenyum janganlah membuka toko'. Kira2 maksudnya adalah dalam berkarir atau berbisnis kemampuan kerja bukanlah yang utama, tetapi jugaharus mampu mmbawa diri dalam berbagai situsi.
7. Memelihara Relasi. Menurut pepatah Tionghoa ' walau berisik dan buang kotoran dimana2, janganlah menyembelih angsa bertelur emas'. Ibarat memelihara angsa bertelur emas, hubungan dengan relasi wajib dijaga walau merugi pada awal berpartner.
Source
0 komentar:
Post a Comment