Perhatian kita selama beberapa pekan terpaku dengan seorang pemuda lugu dan kemayu asal Jombang, Verry Idam Henyansyah alias Ryan. Penampilannya ternyata membutakan. Dia adalah seorang pembunuh sadis. Perbuatan Ryan membuat siapa saja menjadi ngeri. Lalu benarkah dia seorang spikopat ? Mungkinkan dia melakukannya seorang diri. Itu merupakan pertanyaan besar yang belum terjawab.
Jumat 11 Juli 2008 adalah hari terakhir petualangan Ryan (Verry Idam Henyansyah). Mayat Herry yang terpotong - potong ini membongkar tabir kejahatan yang tidak tercium selama ini. Herry dihabisi disebuah apartemen dikawasan Depok. Untuk menghilangkan jejak Ryan memotong tubuh Herry menjadi 7 bagian.
Siapa Ryan ? Kematian Herry ternyata membuka tabir yang selama ini. Pemuda asal Jombang yang kemayu ternyata penjagal sadis yang telah menghabisi nyawa 10 orang lainnya.
Empat korban yang lain adalah Guntur Setyo Pramono warga Nganjuk, Jawa Timur, Grady, warga negara Belanda, Ariel Somba Pamungkas Sitanggang yang tinggal di Depok, Jawa Barat dan Vincentiyus Yudi Priyono asal Wonogiri, Jawa Tengah.
Mereka ditanam dihalaman belakang rumah Ryan disebuah dusun kecil yang jaraknya 15 kilometer dari Jombang. Ryan habisi keempat korbannya sejak tahun 2007 dan yang mengejutkan tidak seorang pun tetangga mengetahuinya dan menaruh curiga terhadap Ryan.
Ryan akhirnya menjawab pertanyaan para orangtua dan keluarga yang selama beberapa bulan kehilangan anak dan kerabat. Termasuk keluarga Ariel yang tinggal dikawasan Depok. Sejak bulan April, Ariel pamit ke Surabaya bersama Ryan dan itu adalah hari terakhir mereka melihat Ariel.
Hal yang sama dialami keluarga yang lain. Mereka tidak menyangka anak dan kerabat mereka nasibnya berakhir dihalaman rumah Ryan di Jombang. Tidak berakhir sampai disini, Senin 28 Juli 2008, polisi kembali dibuat terkejut dengan 6 mayat baru yang ditemukan dihalaman rumahnya.
Mereka adalah Zaenul Abidin, Agustinus Setiawan, Aksoni, Fauzan dan Nani Hidayati dan putrinya Silvia yang masih berusia 3 tahun.
Ryan mengubur ke 6 korban di 4 tempat yakni dikandang ayam, didekat dapur dan septic tank. 6 mayat baru membuat siapa pun terkejut dan tidak terpercaya. Pemuda yang rajin mengaji dan bertutur kata santun ternyata seorang penjagal.
Segmen 2
Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari Ryan. Ia dibesarkan di kota kecil Jombang, Jawa Timur. Kota religius yang seharusnya menanamkan nilai - nilai moral dan agama yang baik. Tapi pada kenyataannya ia monster yang mengerikan.
Selama beberapa pekan perhatian kita tertuju kepada sosok Ryan. Ia menghiasi sejumlah media massa dan elektronik. Dan sejenak melupakan kita dari kasus korupsi yang menerpa puluhan Anggota DPR. Seandainya tidak terungkap siapa pun akan menilai pria kelahiran Jombang, 30 tahun yang lalu ini adalah orang yang baik.
Memang penampilan, bentuk tubuh serta gaya bertutur yang sopan membuat siapa saja akan tertarik dengan Ryan. Padahal Ryan menyimpan perangai yang mengerikan. Ryan juga memiliki orientasi seks yang menyukai sesama jenis atau homo. Kabarnya karena dorongan itu yang menghabisi Herry yang ingin memacari Novel teman kencan Ryan.
Faktor gay ini sempat mencuatkan kontroversi. Namun bila Ryan homo kenapa ia membantai juga Nani dan putrinya Silvi yang masih berusia 3 tahun ?. Ryan lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 1 Februari 1978. Kakaknya Wasis melihat tidak ada yang aneh dari adiknya hingga sejak kecil .
Tim dokter kejiwaan Polda Jawa Timur yang memeriksa Ryan akhirnya menemukan 3 hal penting dalam diri Ryan. Ryan memang seorang homoseksual, kedua Ryan mudah tersinggung, pemarah dan cenderung agresif dan terakhir apa yang dilakukan Ryan disadari dan normal.
Ryan sejak kecil dibesarkan dari pasangan Ahmad dan Kasiatun. Ia ditinggal ayah kandungnya sejak lama dan bisa jadi ini membuat Ryan kurang perhatian. Selain itu tim dokter dari Polda Jawa Timur mengatakan Kasiatun, ibunya Ryan memiliki sifat yang sama pemarah dan tersinggung.
Iklim keluarga seperti ini akhirnya yang membentuk pribadi Ryan sebenarnya. Bila Ryan normal berarti kini ia menghadapi pasal - pasal hukum pidana yang akan membawanya dalam 2 kemungkinan hukuman mati atau seumur hidup, namun ada yang mengganjal benarkah ia melakukannya seorang diri.
Segmen 3
Polisi masih menyelidiki kasus ini, banyak tabir yang masih belum terkuak. Seperti kemungkinan terlibatnya orang lain yang membantu. Semuanya memang masih misterius dan hanya Ryan yang tahu.
Bila terbukti Ryan akan diancam hukuman mati atau seumur hidup. Dua pilihan yang tidak menyenangkan dan dia menyadari itu. Sulit dibayangkan 11 nyawa manusia dalam kurun waktu 1 tahun, ia habisi dan ditanam di halaman rumahnya sendiri. Namun pertanyaannya, benarkah Ryan melakukannya sendiri ?
Aparat kepolisian masih menyelidiki kemungkinan keterlibatan orang lain dan banyak kemungkinan untuk itu, termasuk misalnya kenapa kedua orangtua Ryan sama sekali tidak mengetahui perbuatan anaknya sendiri.
Ryan memang tidak memberikan jawaban yang jelas. Ada sesuatu yang ia disembunyikan. Dalam sebuah wawancara dengan Majalah Tempo ada kesan Ryan memberikan jawaban yang membingungkan dan mengatakan keluarganya terlibat.
Ryan tidak melakukannya sendiri, memang ada Suwanto dan Sugito. Dua orang ini ternyata pernah disuruh Ryan membantu untuk menggali liat lahat buat para korbannya.
Dalam 15 tahun terakhir di Indonesia, tidak ada satupun pelaku pembunuhan yang lebih dari 1 orang akan lolos dari hukuman mati. Apakah Ryan akan bernasib sama. Kepolisian hingga beberapa waktu yang lalu masih terus melakukan penggalian karena ada kabar Ryan masih menyimpan jasad korbannya.
Selama 5 jam polisi membongkar seluruh rumah Ryan termasuk kamarnya, tapi tidak menemukan apa-apa sehingga untuk sementara penggalian dan pencarian dihentikan. Apakah Ryan melakukannya sendiri ?, semua tergantung dari Ryan dan kepolisian untuk mengungkap kasus ini.
Ryan sudah ditetapkan menjadi tersangka dan polisipun sudah menghentikan pencarian terhadap korban kini tinggal mereka yang hingga saat ini masih sulit percaya bahwa keluarga, kerabat dan anak-anak mereka menemui ajalnya dengan cara yang begitu mengenaskan. Kita bisa mengambil pelajaran penting dari kasus ini bahwa kejahatan ada disekitar kita dan kejahatan itu hadir dalam sosok yang begitu ramah seperti Ryan.
0 komentar:
Post a Comment